Rabu, 04 Juli 2012

Posted by MGMP FISIKA SMA JEMBER On 00.14

PEMBERDAYAAN GURU DALAM MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)


By Deri Aldina - Posted on 02 Mei 2012
Persoalan perubahan dalam dunia pendidikan juga bergantung dari bagaimana para guru memaknai perubahan tersebut karena setiap inovasi dan perubahan dapat terjadi jika ada usaha individu untuk memaknai perubahan pada dirinya (Doni koesoema, 2009:73). Tetapi seringkali perubahan pendidikan tidak hanya melibatkan individu perseorangan tetapi juga komunitas. Jika perubahan melibatkan banyak orang biasanya terjadi karena adanya makna bersama (shared meaning) yang dapat dipahami oleh setiap individu yang terlibat dalam perubahan itu. Menemukan makna bersama dalam komunitas ketika terjadi perubahan merupakan unsur penting yang membuat perubahan lebih berarti dan progresif serta menemukan kekuatan bersama yang akan menjaga perubahan itu secara berkelanjutan. Hal inilah yang mendasari didirikannya wadah kegiatan bersama bagi guru mata pelajaran tertentu dengan sebutan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
MGMP memiliki kedudukan yang sangat penting untuk meningkatkan pemahaman guru dalam keseluruhan proses pembelajaran, apalagi dengan adanya kurikulum KTSP. Meski MGMP bukan satu-satunya faktor penentu kualitas yang diharapkan, namun MGMP sangat diperlukan sebagai sarana komunikasi bagi guru meningkatkan profesionalismenya dalam mengajar.
MGMP merupakan wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu sanggar, kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran serta bertukar pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai pelaku perubahan pembelajaran di kelas.
MGMP diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan profesionalisme guru (Depdiknas, 2004:1-2). Keaktifan guru dalam mengikuti kegiatan MGMP terdiri dari keaktifan jasmani (fisik) dan keaktifan psikis yang meliputi: keaktifan sebelum kegiatan, saat pelaksanaan dan keaktifan pasca MGMP.
Dari tujuan dibentuknya MGMP jelas bahwa secara ideal guru sebagai anggota MGMP dituntut aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan, hal ini terkait dengan peningkatan kemampuan guru serta adanya standar kemampuan yang harus dicapai dalam mengajar oleh guru dalam suatu wilayah, namun kenyataannya tidak semua guru aktif mengikuti kegiatan MGMP sehingga ini akan berpengaruh terhadap pemahaman mengenai KTSP yang kemudian akan mempengaruhi kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Dengan kondisi yang nyata, pemberdayaan guru dalam kegiatan MGMP selalu terkendala dengan padatnya jam mengajar di sekolah, sehingga potensi yang dimiliki oleh guru kurang terakomodir kedalam kegiatan tersebut.(Deri Aldina)